Langsung ke konten utama

Celoteh Kang Dicky Zainal Arifin Tentang Orang-Orang Bali Pemalas, Tentang Kitab Kuning Dan Tentang Sholat Memejamkan Mata

Alhamdulillah, saya mendapatkan kiriman rekaman Open Dialog Kang Dicky (Red: Disingkat KD) di UPI tanggal 16 Mei 2010 melalui salah satu informan yang tentunya juga dari murid Hikmatul Iman yang ketika memberikan link rekaman ini masih aktif jadi anggota HI. Kelihatannya sudah banyak yang mau bertaubat, setelah menyaksikan dialog saya dengan KD di Klinik UP2U beberapa waktu yang lalu Alhamdulillah. 

Durasi rekaman 1 jam 52 menit 49 detik. Tema Open dialog KD menyoroti masalah Sistem Ujian Nasional. Namun, isi ceramah KD dipenuhi dengan celaan dan hinaan untuk Pemerintah, Suku Bali, Alim Ulama, kitab-kitab ulama, ruqyah, dan lain-lain. Kelihatan sekali KD mem-brain wash (mencuci otak) murid-murid HI hingga taqlid buta terhadap KD dan tidak lagi percaya pada alim ulama, kitab-kitab ulama, juga ruqyah syar’iyyah. Akhirnya, apa pun yang dikatakan KD akan diakui sebagai kebenaran sejati.




KD: Berapa coba di Bali (murid-murid yang tidak lulus ujian nasional)? Karena di Bali itu, itu budayanya wanita yang bekerja, laki-lakinya mah nyantai, gawenya mah mabok geh, nyabung ayam. Yah! Bali itu begitu.

Coba kesana aja survey. Ya…. Laki-lakinya males-males Bali itu. Karena memang diturunkan, turun terumun itu memang males, bukan turun temurun…..turun terumun.

(diulang-ulang kalimatnya seraya bercanda dan ada beberapa murid HI yang tertawa)

Kalo turun temurun itu masih bisa dicegah. Masih bisa di potong tengah, kalo sudah turun terumun itu sudah dihukum…. Coba deh survey di Bali sana. Bagaimana itu di Bali….. Jadi yang namanya ini, budaya di sana wanitalah yang bekerja. Laki-lakinya males-males. Paling jadi guide rata-rata dari pulau jawa.
Yang bekerja keras itu rata-rata yang bekerja keras itu bukan dari mereka…. Dari pulau jawa…. Terus liat itu anggapan nilai tinggi itu prestasi yang luar biasa itu dari mana…

KD: …kemudian kita lebih nurut pada orang lain. Maksudnya orang-orang yang sudah jelas-jelas agamanya teh jelas gitu!
Jadi nabi kita siapa? Wa’asyhaduanna Muhammadan Rasulullah. Cenah mah Nabi kita adalah Muhammad!

Tapi kunaon kita nurut pada kitab kuning? Kunaon lebih berat eta ke Syaikh itu, Syaikh ieu (bahasa Bandung saya sulit menjelaskannya).

Kata orang cina. Kokoseh-kokoseh gitu nya? (murid-murid Hi tertawa terbahak-bahak)…. Kenapa kita lebih begitu?
KD: ………..Jadi pertanyaannya, apakah sudah benar shahadat kita? Tidak perlu dikaji lagi. Ikrar kita bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Adalah Utusan Allah. Malah kita jauh lebih menghormati yang namanya profesor. Doktor ieu…. Dan sebagainya.

Kunaon Nabi Muhammad-nya sendiri dihilangkan…. dilupakan. Malah lebih suka mendengar ajaran ti Ustadz A, ti Ustadz B, harusnya Ustadz A Ustadz B ajaran ajakan berdasarkan….. itu teu ngotot itu…

Saya pernah ketika saya sholat habis jum’atan. Kan ada sholat ini apa 2 rokaat. Setelah itu saya sholat. Mata saya ditutup… ditutup…. Eh, pas beres sholat ditegur. Aya bapak-bapak….
Mas kalo sholat matanya jangan ditutup! (kata bapak itu)…. Ooo iya Pak kaya saya itu. Dalilnya apa pak? Ada (kata bapak itu). Ya apa pak dalilnya? Apa… yang jelas dalilnya apa? Ada (kata bapak itu)! Ya… apa? Kata saya tuh keukeuh saja teh keukeuh. (Keukeuh itu Bahasa Sunda. Artinya bertahan.)

Itu waktu saya sholat di Masjid Pulo Asem. Tuh ada di dalem lagi tuh. Bukan Masjid Tua Asem tapi ada lagi yang di sana. Yang di kompleks sebelah tetangga. Ada yang mengatakan itu gurunya ustadz siapa katanya.

Iya Pak, berhubung shahadat saya itu wa’asyhaduanna muhammadan rasulullah kata saya tuh. Bukan wa’asyhaduanna gurunya itu. Da rasulullah bukan pak! Kata saya tuh jadi tolong kata siapa pak? Kalau ada dalilnya, baru saya ngikut. Tapi, kalau tidak ada dalilnya maaf kata pak. Bapak bukan nabi saya! Tidak ada larangan pak, kata saya itu! Tidak ada larangan sholat tuh matanya terbuka. Matanya tertutup tidak ada larangan. Yang penting kita memahami sholat itu atau tidak kata saya tuh!

Nanti saya tanya dulu ya ke pak syaikh-nya. Ya silahkan pak dan saya yakin dia tidak punya jawaban, kata saya tuh. Waktu saya dateng lagi ke sana, saya cari pak itu ga ada eh. (Murid-murid HI tertawa). Saya tungguin. Sengaja, penasaran…. Saya juga gitu kan. Sengaja saya rada telat dateng, ga ada si bapak tuh. (lalu ada kata-kata bahasa sunda yang saya ga ngerti) Ya sudah. pulang.
 Hilang si bapak tuh, beberapa kali lagi saya dateng kesitu ga ada lagi si bapaknya, ke nanya kunaon pas dicari-cari lagi ga ada.

Mungkin dia-nya (bahasa sunda susah saya nulisnya. Red: sieun [takut]) ditagih ditanya ku akangnya. Jadi, dalilnya apa dulu kita ngomong A, ngomong B itu harus jelas. Begitu kan! Apalagi ini namanya ibadah mahdoh. Ya betul-betul harus jelas dulu. dan hadits juga sekarang banyak yang palsu, banyak yang lemah dan banyak yang tertolak. Bayangkan haditsnya sendiri banyak yang begitu! Dan ada banyak sekali hadits-hadits yang tidak ada dasar Al-Qur’annya. Jadi betul-betul aneh sekarang itu.


By. Metafisis



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kronologi Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dari Lubang Buaya

Mengangkat jenazah tujuh Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya bukan perkara gampang. Kondisi sumur yang dalam dan mayat yang mulai membusuk, membuat evakuasi sulit dilakukan. Tapi para prajurit Kompi Intai Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KIPAM KKO-AL), tak mau menyerah. Sebenarnya jenazah sudah ditemukan sejak sehari sebelumnya, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1965, atas bantuan polisi Sukitman dan masyarakat sekitar. Peleton I RPKAD yang dipimpin Letnan Sintong Panjaitan segera melakukan penggalian. Tapi mereka tak mampu mengangkat jenazah karena bau yang menyengat. Pasukan KKO bersiap masuk ke sumur dengan menggunakan peralatan selam dan masker Jenderal Soeharto pun memerintahkan kepada pasukan evakuasi bahwa penggalian dihentikan pada malam hari. Maka penggalian pun ditunda dan penggalian akan kembali dilanjutkan keesokan harinya. Dalam buku Sintong Panjaitan,  "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando"  yang ditulis wartawan senior Hendro Subroto, diluk

foto-Foto Penemuan Kuburan Raja Namrudz Di Iraq

Penemuan kuburan Raja Namrud dan istri istrinya di Karkuk-Iraq utara. Di taksir jumlah harga emas dan permatanya $300jt.