RUDI KURNIAWAN SANG PEMALSU WINE
Rudy Kurniawan adalah sosok kontroversial yang berasal dari Indonesia. Ia masuk ke dunia kolektor wine di Amerika Serikat dan dengan cepat membangun reputasi sebagai kolektor cerdas dan piawai. Namun, di balik sosoknya yang glamor, tersembunyi sebuah skandal besar yang akhirnya terungkap Rudy adalah pemalsu wine terbesar dalam sejarah .
Rudy Kurniawan lahir dengan nama asli Zhen Wang Huang di Jakarta pada 1976, dan pindah ke Amerika Serikat pada akhir 1990-an. Saat itu, ia masih belum dikenal oleh banyak orang, namun ketertarikannya pada dunia wine mulai berkembang. Seiring berjalannya waktu, Rudy menjadi bagian dari circle eksklusif para kolektor wine kaya di Los Angeles, di mana ia dikenal sebagai "bocah ajaib" dalam hal mencicipi wine dan memberikan rekomendasi.
Ia memiliki kemampuan luar biasa dalam menilai kualitas wine, bahkan dari botol yang sudah lama disimpan. Kepiawaiannya ini membuatnya dipandang sebagai sosok ahli di kalangan kolektor, dan ia segera menjalin hubungan dengan kolektor dan masuk dalam lelang-lelang wine ternama.
Pada awal tahun 2000-an, Rudy Kurniawan mulai dikenal luas di kalangan kolektor wine kelas dunia. Ia sering terlihat membeli dan menjual wine di acara lelang yang diadakan oleh rumah lelang besar seperti Acker Merrall & Condit. Rudy dikenal sebagai orang yang boros, sering menghabiskan jutaan dolar untuk koleksi wine langka dan mahal dari Burgundy dan Bordeaux, dua wilayah penghasil wine terbaik di Prancis.
Salah satu titik puncak dari kesuksesan Rudy adalah ketika ia menjual koleksi wine pribadinya pada lelang tahun 2006. Penjualan ini berhasil mencatatkan angka lebih dari $10 juta, angka yang luar biasa besar bahkan di dunia koleksi wine. Koleksi-koleksinya dianggap sangat istimewa karena terdiri dari botol-botol langka yang jarang terlihat di pasaran, termasuk wine-wine dari abad ke-20 yang sulit ditemukan.
Meskipun Rudy tampak sudah sempurna sebagai kolektor wine yang berkelas, perlahan muncul keraguan mengenai keaslian beberapa botol yang ia jual. Beberapa kolektor mulai mempertanyakan validitas wine-wine langka yang dijual Rudy, terutama wine dari produsen terkenal di Burgundy. Salah satu pengusaha dan kolektor, Bill Koch, adalah salah satu yang pertama mencium kejanggalan. Ia menemukan bahwa beberapa botol yang ia beli dari Rudy ternyata palsu.
Hal ini memicu perhatian di dunia koleksi wine. Nama-nama besar dalam bisnis wine mulai meneliti lebih dalam wine yang mereka beli dari Rudy, dan hasilnya sungguh mengecewakan. Banyak wine langka yang seharusnya berasal dari produsen terkenal ternyata palsu. Sebagian besar botol wine yang dijual Rudy adalah hasil manipulasi botol, label, bahkan wine di dalamnya tidak asli.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap betapa luasnya operasi pemalsuan yang dilakukan Rudy. Ia rupanya telah menciptakan laboratorium wine di rumahnya, di mana ia akan membeli wine murah dan mencampurnya dengan wine lain untuk meniru rasa dari wine mahal. Rudy juga memalsukan label botol, bahkan mencetak ulang label wine terkenal untuk membuat seolah-olah botol tersebut berasal dari tahun tertentu dan produsen tertentu.
Salah satu yang paling mencolok adalah botol-botol dari Domaine de la Romanée-Conti, salah satu produsen wine paling bergengsi di Burgundy. Rudy diketahui menciptakan botol-botol palsu dari wine-wine ini, yang kemudian ia jual dengan harga ratusan ribu dolar per botol.
Pada tahun 2012, FBI melakukan penggerebekan di rumah Rudy di Los Angeles. Di sana, mereka menemukan ribuan botol wine, serta alat dan bahan untuk memalsukan wine, termasuk label-label palsu dan campuran wine. Rudy Kurniawan akhirnya ditangkap atas tuduhan penipuan dan pemalsuan.
Pada tahun 2013, Rudy Kurniawan diadili di New York, dan kasusnya menjadi perhatian internasional. Selama persidangan, terungkap bahwa Rudy telah memalsukan ribuan botol wine yang bernilai jutaan dolar. Banyak kolektor dan investor merasa tertipu oleh aksi Rudy, termasuk Bill Koch yang mengklaim telah menghabiskan lebih dari $2 juta untuk wine palsu.
Dalam persidangan tersebut, Rudy tetap bersikeras bahwa ia tidak bersalah. Namun, bukti yang diajukan oleh jaksa sangat kuat. Pada akhir persidangan, juri memutuskan Rudy bersalah atas penipuan dan pemalsuan. Pada 2014, Rudy dijatuhi hukuman penjara 10 tahun dan diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar $28,4 juta kepada para korban yang tertipu.
0 Obrolan seru!: