Langsung ke konten utama

ZADRAMUNHA; Fiksi Atau Nyata?


Guru LSBD HI (sekarang Lantera) mengatakan kalau novelnya arkhytirema karangannya adalah hanya sebuah novel fiksi. sama juga bahasan tentang Zadramunha ini penulis http://www.bisube.com/index.php/2016/07/05/fenomena-di-zadramunha-sebuah-cerita-fiksi/ mengatakan ini fiksi, akan tetapi terdapat suasana lain ketika bergabung dengan komunitas ini baik di grup WA atau di grup mereka lainnya, mereka membincangkan ini dengan serius sebagai hal yang nyata. Berikut kutipan tulisan mereka tentang Zadramunha.

***~~~~~~~~~***

Zadramunha adalah dimensi Lompatan, berfungsi sebagai penyingkat jarak, penembus waktu, pembuka dimensi, rahasia alur energy, dan sebagainya. Melalui titik tersebut terdapat beberapa pintu ke dimensi lain seperti Threll,  Pradlavrodrhalla , Zanuura dan masih banyak plihan lain. Walaupun pintu menuju Pradlavrodrhalla ditutup, tetapi masih dapat diakses.
Pada Zadramunha terdapat pembuka rahasia alur energy yang bernama Zolthaz dan dengan  mengkaji Zolthaz dapat memahami rahasia untuk membuka gerbang dengan Sang Maha Pencipta. Metode Zolthaz mampu mendekatkan manusia dengan Sang Maha Pencipta sehingga dapat mendukung validitas kesaksian mengenai Sang Maha Pencipta. Zolthaz adalah sebuah cara untuk menyatukan diri dengan semua jenis energy di alam semesta dan semua ciptaan Sang Maha Pencipta. Kuncinya adalah manusia harus bersatu dengan sumber kehidupan itu sendiri yang artinya manusia harus mampu memahami tujuan manusia diciptakan. Zolthaz dapat dipelajari oleh semua kaum, karena Zolthaz merupakan kunci penghubung antara manusia dengan seluruh jagad tanpa dibatasi oleh akselerasi sel dan kaum. Inti dari Zolthaz adalah dengan mengetahui secara detail setiap unsur dan sel yang ada di setiap makhluk, termasuk manusia dengan “merasakan” dan “penyatuan” diri secara penuh. Memahami kinerja dari Zat Tidak Dikenal yang menjadi inti penggerak semua hal termasuk “waktu”, adalah intinya.
Zadramunha sebetulnya adalah titik utama semua dimensi. Untuk mengetahui Sang Maha Pencipta tidak perlu melakukan perjalanan ke Zadramunha, dan cukup memahami adanya Zat Tidak Dikenal. Sesuatu yang ada di dalam diri manusia, menghidupkan manusia, sumber dari segala sumber energy dan menggerakan apapun yang bergerak di tubuh manusia. Perjalanan ke Zadramunha harus ditempuh olehsomeone special, karena disanalah kemampuannya  diuji sehingga dapat diketahui apakah ia mampu mempergunakan kemampuannya untuk menjadi Rahmat seluruh Alam semesta ? Hal ini, berarti sebenarnya someone special harus mampu melakukan perjalanan melalui “lorong penyingkat” tanpa mempengaruhi fisiologi tubuhnya.
Ketika Someone Special sudah memahami tentang Zolthaz, kemudian mulai dikaji satu persatu pemahamannya. Mulai dari anatomi badan yang ternyata merupakan miniatur dari alam semesta. Badan terdapat denyutan atau vibrasi, ternyata alam besarpun memiliki denyutan pada Zanuura yang selalu bervibrasi. Tapi pengkajian itu tidak mungkin dilakukan terus menerus di Zadramunha, maka akhirnya balik lagi ke arah awal dengan kecepatan sama seperti berangkat. Hanya ketika perjalanan itu berjalan, ada sedikit distorsi di lubang cacing atau wormhole, sehingga melenceng dari arah tujuan, dan masuk ke sebuah tempat yang dihuni oleh kaum Mosram, dan itu sangat mengejutkan mereka. Mereka berada di satu tempat di dimensi transisi planet bumi. Mereka adalah kaum Mosram  yang baik dan tersingkirkan yang memang dibuang oleh kaum penguasa zaman mesir kuno. Kemudian, terjadilah dialog antara Khatan dengan Kaum Mosram itu. Di dalam dialog tersebut dibahas tentang bagaimana Khatan bisa mencapai tempat tersebut, sedangkan kaum Mosram buangan tersebut memiliki kemampuan yang jauh di atas kaum 2,5%. Kaum Mosram itu berusaha untuk keluar dari Dimensi tersebut tapi tidak bisa, akhirnya ditolong oleh Khatan untuk keluar.  Akhirnya ditolong lah mereka keluar dari dimensi tersebut, karena itu masih di zaman Mazernak, maka kaum Mosram membantu Mazernak untuk melawan kaum yang melemparkannya ke dimensi Transisi tersebut. Namun dialog mereka menghasilkan sebuah kesimpulan, karena setelah berdialog, kaum Mosram itu akhirnya tahu kalau Khatan dari Zadramunha, dan mempelajari Zolthaz, sebagaimana kaum tersebut diberi pula pelajaran Zolthaz oleh leluhur mereka. Kaum Mosram terkurung itu berakselerasi 20%, dan melakukan Zolthaz dengan cara khas mereka. Setelah membantu Kaum Mosram keluar, maka Khatan kembali ke masa nya. Disana mulai berpikir dan mencari solusi, bagaimana mengajarkan Zolthaz bagi kaum 2,5%. Kaum 20% saja sangat sulit, dan itu butuh waktu untuk mampu ketingkat bersatu dengan Zat Tak Dikenal. Cara yang ditempuh dengan hentakan hentakan energy di bagian dalam tubuh, dan itu tidak mungkin dilakukan oleh kaum 2,5%. Kemampuan mereka sangat rendah untuk bisa meng-akselerasi setiap sel tubuh untuk bersatu dengan energy penggerak “asli” nya. Selagi memikirkan hal tersebut, tiba tiba munculah berbagai macam cahaya dari dalam tanah, di tempat tempat yang ada dorphall, dan cahaya terkuat berasal dari Ba’kah.  Dorphall pertama dan terkuat waktu itu adalah di Akazha (Langit). Melalui pemanfaatan Dorphall bisa membantu untuk berakselerasi, dengan mengarahkan kepala ke titik radiasi pancaran ke atas. Radiasi tersebut bisa membantu “Akselerasi tahap permulaan” bagi kaum 2,5%. Kemudian   diajarkanlah bagaimana cara memanfaatkan dorphall untuk mengakselerasi sel di tubuh dalam rangka tahap permulaan atau tahap awal Zolthaz. Tingkatan pertama Zolthaz bagi kaum 2,5% adalah dengan mengarahkan kepala ke arah dorphall atau radiasi Ba’kah dan ternyata memang Ba’kah lebih kuat, karena itu adalah asteroid yang membawa logam seperti batuan yang lebih kuat dari uranium. Dengan mengarahkan kepala ke arah radiasi tersebut akselerasi menjadi optimal. Pertama dengan membungkuk, lalu digrounding dengan menempelkan jidat ke tanah. Hal tersebut adalah tahapan awal atau hanya dasar saja dari Zolthaz dan selanjutnya selama 24 jam akan menjadi akselerasi bersatu dengan Zat Tidak Dikenal dengan metode yang berbeda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kronologi Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dari Lubang Buaya

Mengangkat jenazah tujuh Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya bukan perkara gampang. Kondisi sumur yang dalam dan mayat yang mulai membusuk, membuat evakuasi sulit dilakukan. Tapi para prajurit Kompi Intai Amfibi Korps Komando Angkatan Laut (KIPAM KKO-AL), tak mau menyerah. Sebenarnya jenazah sudah ditemukan sejak sehari sebelumnya, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1965, atas bantuan polisi Sukitman dan masyarakat sekitar. Peleton I RPKAD yang dipimpin Letnan Sintong Panjaitan segera melakukan penggalian. Tapi mereka tak mampu mengangkat jenazah karena bau yang menyengat. Pasukan KKO bersiap masuk ke sumur dengan menggunakan peralatan selam dan masker Jenderal Soeharto pun memerintahkan kepada pasukan evakuasi bahwa penggalian dihentikan pada malam hari. Maka penggalian pun ditunda dan penggalian akan kembali dilanjutkan keesokan harinya. Dalam buku Sintong Panjaitan,  "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando"  yang ditulis wartawan senior Hendro Subroto, diluk

foto-Foto Penemuan Kuburan Raja Namrudz Di Iraq

Penemuan kuburan Raja Namrud dan istri istrinya di Karkuk-Iraq utara. Di taksir jumlah harga emas dan permatanya $300jt.

Celoteh Kang Dicky Zainal Arifin Tentang Orang-Orang Bali Pemalas, Tentang Kitab Kuning Dan Tentang Sholat Memejamkan Mata

Alhamdulillah, saya mendapatkan kiriman rekaman Open Dialog Kang Dicky (Red: Disingkat KD) di UPI tanggal 16 Mei 2010 melalui salah satu informan yang tentunya juga dari murid Hikmatul Iman yang ketika memberikan link rekaman ini masih aktif jadi anggota HI. Kelihatannya sudah banyak yang mau bertaubat, setelah menyaksikan dialog saya dengan KD di Klinik UP2U beberapa waktu yang lalu Alhamdulillah.   Durasi rekaman 1 jam 52 menit 49 detik. Tema Open dialog KD menyoroti masalah Sistem Ujian Nasional. Namun, isi ceramah KD dipenuhi dengan celaan dan hinaan untuk Pemerintah, Suku Bali, Alim Ulama, kitab-kitab ulama, ruqyah, dan lain-lain. Kelihatan sekali KD mem- brain wash  (mencuci otak) murid-murid HI hingga taqlid buta terhadap KD dan tidak lagi percaya pada alim ulama, kitab-kitab ulama, juga ruqyah syar’iyyah. Akhirnya, apa pun yang dikatakan KD akan diakui sebagai kebenaran sejati. KD : Berapa coba di Bali (murid-murid yang tidak lulus ujian nasional)? Karena di B